November 03, 2009

Rooming In dan ASI


Ini pengalaman sewaktu menjenguk sahabat dan istrinya temennya mas yang kebetulan melahirkan di sebuah rumah sakit swasta yang sama di Bekasi.

Sebelum lahiran jauh-jauh hari sahabatku bilang kalo Due Date nya sekitar tanggal 25 September.
Sabtu malem, 12 September tiba-tiba dapet kabar kalo dia dah lahiran.

So, hari minggu pagi jam 9.30 aku sama mas meluncur ke RS. Pas sampe ruangan bayinya lagi ga sama ibunya, alias di ruang bayi. Ga lama setelah aku dateng, mertuanya dan temen satu kantornya sahabat datang berturut-turut.
Mertuanya sahabat nanya : “udah ditetek-in si dede?”, “blom Ma, orang asinya lom keluar, tapi dah dikasih susu botol kok ma suster.”
“susu formula? “ aku langsung nanya antusias. “iya, dikasih B*T Pl*t*n*m”.
Ternyata di RS tersebut sponsor susu formula gencar banget lho.

He???? Aku heran banget….setahu aku bayi itu setelah dilahirkan sampe 3x24 jam, bisa tahan tanpa asi ato pemberian susu formula. Untuk kasus sahabatku, kolostrumnya memang udah keluar, tapi asinya masih belom.

Kalo jenguk istrinya temen mas (3 November kemaren) lain lagi. Begitu dateng sih kamar perawatan pasca persalinannya VIP, tapi yaitu…si bayi ga ada (padahal ruangannya luas lho). Hmm..jadi inget waktu sahabat dirawat kemaren, si baby juga ga dijadikan satu ruangan ma ibunya. Entah dengan alasan apa….
Istri temen mas juga ga keberatan kalo si baby ditaro diruangan khusus bayi dan karena belom keluar asinya, ya terpaksa disusuin botol alias sufor. Keberatan ato tidak diberikan susu formula, menurutku sih itu hak masing-masing Ibu. Tapi buat aku…menyusui dan berada dalam dekapan ibu juga hak bayi.

Ini ada Artikel menarik yang bisa dijadikan pelajaran tentang Rooming-in (rawat gabung) dan tentang Asi yang tidak langsung keluar setelah melahirkan :

Sumber : ASI
Rumah sakit bersalin memberikan susu formula pada seorang bayi di hari2 pertama hidupnya, dengan alasan bahwa “susu ibunya belum keluar”. Meski sekilas tampak sebagai niatan baik dari pihak rumah sakit, sebenarnya tindakan ini tidak benar, bahkan, merupakan promosi terselubung susu formula. Kami prihatin sekali bahwa kerap kali rumah sakit tidak berperan dalam mendidik orangtua dalam pemberian ASI, bahkan dijadikan tangan untuk menjual susu formula.

Cukup banyak kasus demikian, seperti yang bisa dibaca di blog ini dan komentarnya . Bagaimana fakta yang berkaitan dengan mitos “perlu susu formula pada hari-hari pertama melahirkan karena ASI belum keluar”?

Kapan susu mulai keluar?
Belum keluarnya ASI pada hari pertama kelahiran adalah sesuatu yang normal. Hari-hari pertama ditandai dengan keluarnya kolostrum dengan jumlah yang kecil tetapi sangat penting untuk antibodi bayi. ASI resminya baru keluar 2-3 hari sejak melahirkan. Bayi sendiri secara alami akan tahan selama 2-3 hari sejak lahir tanpa ASI. Sayangnya, banyak ibu menjadi keburu pesimis karena susu yang tidak langsung keluar itu. Padahal sebenarnya itu normal.

Apabila ASI belum keluar pada hari pertama kelahiran, apa perlu diberi formula?
Tidak. Belum keluarnya susu di hari-hari pertama sejak melahirkan bukan alasan yang tepat untuk memberikan susu formula. Malah, pemberian botol pada hari pertama sejak lahir bisa mengakibatkan bayi menjadi bingung puting, yang menyebabkan menghisap puting ibunya dengan cara yang salah, dan ini menyebabkan lecet puting dan berbagai masalah menyusui lainnya.

Lantas, kalau memang ASI baru keluar 2-3 hari kemudian, kenapa harus tetap menyusui bayi pada masa sebelum ASI keluar?
Karena dua hal. Pertama, meskipun tidak ada ASI tetapi payudara ibu mengandung kolostrum, yang berisi konsentrasi antibodi yang penting untuk bayi, dan juga membersihkan pencernaan bayi, merangsang keluarnya tinja pertama bayi. Kedua, mekanisme hisapan bayi pada payudara ibu, akan membawa dua keuntungan yaitu: merangsang keluarnya ASI resmi dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi, dan juga untuk merangsang rahim menciut karena hisapan puting merangsang hormon oksitosin.

Karena itu, sebisa mungkin susui bayi anda pada hari-hari pertama melahirkan secepatnya semenjak lahir.

Beberapa faktor penghambat praktek Rawat-Gabung (Rooming-in):
Sumber : Selasi
- Kadang ibu kelelahan.
Membantu ibu beristirahat dengan tenang tanpa gangguan petugas kebersihan, tamu, bahkan prosedur rutin medis. saat proses persalinan sebaiknya mengenali kondisi ibu pada partus lama, penggunaan anestesi atau episiotomi yang tidak tepat, kurangnya zat gizi dan suasana stres berakibat ibu menjadi sangat kelelahan dan tidak nyaman;

- Memindahkan bayi ke ruang perawat untuk perawatan.
Perawatan bayi sebaiknya dilakukan di sisi ibunya atau dengan dihadiri ibunya, karena hal ini akan memberikan keyakinan dan sekaligus kesempatan belajar bagi sang ibu selain memberikan kenyamanan pada bayi yang mengalami kondisi tertekan atau tidak nyaman;

- Bayi yang baru lahir perlu perhatian terus-menerus.
Bayi dapat diobservasi di sisi ibunya sebaik bila disimpan di ruang perawatan. Sang ibu akan menjadi pemerhati yang baik dan bahkan kadang menyadari bila ada perubahan pada bayinya, bahkan lebih dulu ketimbang perawat yang memiliki banyak kesibukan lain. Perhatian penuh adalah tidak mungkin untuk dilakukan di ruang perawatan yang berisi banyak bayi.

- Tidak diperlukan box bayi.
Bayi akan berbagi tempat tidur dengan ibunya. Tidur bersama akan membantu bayi dan ibunya istirahat lebih tenang dan mendapatkan ASI lebih sering. Tempat tidur mungkin perlu diberi penyangga samping, kursi di sampingnya atau diposisikan dengan sisi bayi menempel pada dinding, untuk menjaga resiko bayi terjatuh dari tempat tidur.

- Perawat tidak tahu persis bagaimana mengajari seorang ibu.
Merawat dan memanjakan bayi adalah bagian terpenting menjadi seorang ibu. Membantu ibu belajar merawat bayinya saat malam hari adalah lebih berguna ketimbang membawa bayinya ke ruang perawatan. Memisahkan bayi dan ibu menurunkan kepercayaan diri seorang ibu untuk berperan sebagai ibu bagi bayinya.

- Ibu yang meminta agar bayinya dirawat terpisah dengan dirinya.
Akan lebih baik apabila Rumah Sakit menganjurkan Rawat-Gabung agar ibu dan bayinya dapat manfaat bersamaan. Rumah sakit sebaiknya mendiskusikan alasan mengapa sang ibu ingin bayinya dipisah dan coba selesaikan masalah agar Rawat-Gabung tetap dapat dilaksanakan. juga menjelaskan keuntungan Rawat-Gabung selama perawatan sebelum persalinan.
• Jika pemisahan ibu dan bayinya adalah atas indikasi medis,sebaiknya rumah sakit mencatat alasan ini pada rekaman medis ibu dan bayi. Pemisahan harus dievaluasi setiap saat untuk melihat kemungkinan dilakukannya Rawat-Gabung sesegera mungkin.
• Selama pemisahan, ibu dianjurkan ibu untuk menengok dan menyentuh bayinya bila memungkinkan dan memperkenalkan puting susu pada sang bayi.

Well, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pembelajaran :
1. Tanya dan cari tahu apakah RS yang dituju pro asi eksklusif. Ada lho RS yang waktu senam hamil, gencar ngasih tau apa itu kolostrum dsb, eh pas lahiran tanpa sepengetahuan si ibu, bayinya diberi SUFOR dengan alasan asi si ibu lom keluar.
Waktu adekku melahirkan di RS M*d**s**a, mereka ternyata punya Bank Asi lho (jadi kalo ibu yang asinya lom keluar, si bayi tetap bisa dapet asi). Mereka juga ga sembarangan ngasih asi, karena ada recordnya itu asi siapa (yang memeras asi, jenis kelamin bayi dari ibu yang memeras asi), lama penyimpanan, jumlah dan lainnya.
2. Tetap berusaha menyusui dan biarkan bayi belajar menyusui walaupun asi belom keluar, untuk itu kalo bisa minta bayi dirawat bareng (rooming-in) dan bedding-in sama ibunya setelah proses persalinan.
3. Minta kepada pihak rumah sakit (suster, dokter) untuk tidak memberikan penambahan susu formula selama asi belom keluar. Ada juga RS yang sebelum persalinan memberikan surat pernyataan dan ditandatangani si ibu apakah mau ada tambahan SUFOR ato murni ASI. Kalo memang mo asi, mereka ga berani ngasih SUFOR.
4. Sebaiknya sih sebelum melahirkan dan sesudahnya ikut pelatihan di Klinik Laktasi. Biar asinya lancar.

Info Klinik Laktasi bisa dilihat disini dan disini

BRAVO ASI !!!



0 komentar:

Posting Komentar

 

LittLe PriNCeSS's sToRy Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice